Artikel

Awas, Jangan Tercebak Dengan Hustle Culture!

Pernah melihat orang yang hobi bekerja dari pagi hingga malam? Orang yang terlihat selalu bekerja sampai sepertinya tidak memiliki jam istirahat? Atau jangan-jangan malah kamu sendiri yang seperti itu? Jika iya, mungkin kamu terjebak dalam hustle culture. Lalu sebenenarnya apa yang dimaksud dengan hustle culture itu sendiri? Simak penjelasannya di bawah ini!

Hustle culture adalah fenomena yang berkembang pesat di era digital, terutama di kalangan generasi milenial dan Gen Z. Budaya ini mempromosikan kerja keras tanpa henti dan sering kali diidentifikasi dengan bekerja lebih dari jam kerja yang wajar, mengorbankan waktu istirahat, dan fokus pada produktivitas tinggi. Budaya ini seringkali mengagungkan kerja keras tanpa henti sebagai cara mencapai kesuksesan dan penghargaan sosial. Lalu, bagaimana dampak dari hustle culture sendiri dalam dunia kerja?

Dampak Positif

  • Meningkatkan Produktivitas

Dampak positif yang pertama dari hustle culture ialah dapat meningkatkan produktivitas dalam bekerja. Kebiasaan ini dapat mendorong seseorang untuk memanfaatkan waktu seefisien mungkin, serta meningkatkan output kerja. Peningkatan produktivitas kerja ini pada akhirnya juga sering dikaitkan dengan kesuksesan dalam karir. Dengan bekerja terus menerus dan mengejar tujuan yang tinggi, seseorang dapat memperoleh jenjang karir yang lebih tinggi dan jug berpengaruh kepada finansial seseorang.

  • Sebagai Motivasi Diri

Beberapa orang menganggap budaya hustle culture ini sebagai motivasi dalam bekerja. Hal ini dikarenakan semangat diri kita akan terpacu ketika melihat orang lain mencapai tujuannya. Dengan begitu, hal ini dapat mendorong kita untuk mengejar mimpi atau tujuan dengan lebih giat.

Dampak Negatif

  • Burnout

Burnout atau kondisi kelelahan fisik dan mental menjadi salah satu dampak negatif dari hustle culture. Setiap orang akan kehabisan tenaga jika terus-terusan bekerja tanpa henti. Pada akhirnya bukannya kita menjadi semakin enerjik dalam bekerja, justru malah menurunkan produktivitas kerja.

  • Kesehatan Terganggu

Saat menjalani hustle culture, bukan saja kesehatan mental namun kesehatan fisik pun juga bisa terganggu. Ketika kita bekerja terlalu keras, kita akan lupa waktu dan bahkan lupa akan waktu istirahat dan makan. Dengan kurangnya istirahat dan pola makan yang tidak teratur, tubuh akan bereaksi. Lama-lama risiko penyakit serius pun meningkat, seperti penyakit jantung, hipertensi, bahkan stroke.

  • Tidak Puas Akan Pekerjaan

Ketika masuk dalam budaya hustle culture, seseorang akan lebih mudah untuk membandingkan hasil pekerjaan orang lain dengan diri sendiri. Hal ini tentunya dapat membuat pemikiran menjadi kurang realistis dalam mencapai suatu target dan perasaan tidak puas diri akan menghantui pikiran kita.

  • Tidak Memiliki Waktu Untuk Diri Sendiri

Menjalani hidup yang terus-menerus hanya berfokus pada pekerjaan akan membuat kita kehilangan waktu untuk diri sendiri. Waktu untuk beristirahat akan terpakai dengan bekerja. Waktu yang seharusnya bisa kita habiskan dengan orang lain pun juga terpakai untuk bekerja, sehingga terkadang bisa menimbulkan hubungan kita dengan orang terdekat menjadi menjauh karena keterbatasan waktu.

Mengatasi Hustle Culture

  • Tetapkan Batasan

Menetapkan batasan yang jelas antara kehidupan pribadi dengan kehidupan kerja adalah langkah penting untuk mengatasi hustle culture. Tentukan kapan waktu yang tepat untuk mulai dan berhenti bekerja. Tahu juga kapan harus bilang tidak dan berani untuk mengatakannya jika dirasa sudah membebani diri sendiri, karena yang paling tahu akan kondisi diri adalah kamu sendiri, bukan orang lain.

  • Belajar Manajemen Waktu

Salah satu hal yang bisa kamu lakukan untuk menghindari hustle culture adalah dengan belajar manajemen waktu yang baik. Dengan waktu kerja yang efektif, kamu dapat menyelesaikan tugas secara tepat waktu sehingga bisa terhindar dari waktu lembur dan memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat.

  • Hargai Diri Sendiri

Berhenti membandingkan hasil kerjamu dengan orang lain! Kamu mungkin sering melihat teman-temanmu memposting keberhasilan mereka, dan kadang hal itu mempengaruhi dirimu sendiri. Ingat, bahwa setiap orang memiliki jalan dan waktunya masing-masing. Berikan apresiasi untuk diri sendiri untuk segala pencapaian yang telah kamu raih. Dengan hal ini, kamu bisa terhindar dari hustle culture.

  • Cari Hobi

Terkadang, ada orang yang memang senang menghabiskan waktunya untuk selalu aktif. Namun, aktif bukan artinya harus selalu dihabiskan dengan bekerja. Menjadi produktif bukan melulu soal pekerjaan. Kamu bisa mencari hobi di luar pekerjaan untuk menghabiskan waktu luangmu. Temukan suatu hal yang kamu suka. Dari hobi ini juga, kamu juga bisa mengasah keterampilan baru loh!

 

Hustle culture telah menjadi fenomena yang meluas, serta didorong oleh media sosial dan budaya kerja yang kompetitif. Dampak negatif hustle culture terhadap kesehatan mental, fisik, dan kualitas hidup tidak bisa diabaikan. Dengan menerapkan strategi yang tepat, kita bisa mencapai keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan pribadi.

Back to list

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *