Artikel

Kolak, Hidangan Ramadan yang Penuh Makna

Bulan Ramadan bukan hanya menjadi waktunya untuk menahan lapar serta dahaga, namun juga tentang kebersamaan, kesederhanaan, serta berbagi. Salah satu momen yang paling dinanti saat bulan suci ini adalah waktu berburu takjil, di mana aneka hidangan khas tersaji di atas meja. Di antara berbagai pilihan takjil, kolak menjadi salah satu sajian yang tidak pernah absen. Di balik rasanya yang manis, ternyata kolak juga menyimpan makna mendalam yang selaras dengan semangat Ramadan.

Sering dikira makanan khas Timur Tengah, nyatanya kolak merupakan salah satu media penyebaran agama Islam oleh para Wali di pulau Jawa. Kata kolak sendiri, dilansir dari Kompas, berasal dari bahasa Arab yaitu ‘Khala’ yang bermakna ‘kosong’. Dengan kata lain, kolak memiliki makna atau filosofi bagi manusia untuk selalu mengosongkan diri dari dosa-dosa dan mendekatkan diri kepada Allah.

Tradisi menyajikan kolak dalam porsi besar dan membagikannya kepada keluarga, tetangga, atau orang yang membutuhkan juga menjadi bukti bahwa Ramadan adalah bulan penuh keberkahan dan kebersamaan. Kolak bukan hanya tentang mengisi perut, tetapi juga tentang menghangatkan hati.

Hidangan dengan bahan dasar santan, gula merah, dan berbagai isian seperti pisang, ubi, ataupun singkong ini memiliki rasa manis serta tekstur yang lembut, membuat kolak menjadi favorit banyak orang untuk mengembalikan energi setelah seharian berpuasa. Filosofi kolak juga berasal dari bahan-bahan isian kolak.

Isian pisang kepok dalam kolak dapat memiliki makna agar orang-orang merasa “kapok” atau jera dengan dosa yang dilakukan selama hidup, sedangkan isian ubi atau yang biasa dikenal dengan nama telo pendem oleh masyarakat Jawa memiliki makna untuk masyarakat mengubur kesalahan yang pernah diperbuat sehingga bisa melanjutkan hidup dengan penuh Ridho dari Allah. Ubi juga termasuk dalam jenis makanan yang tumbuh di bawah tanah, artinya ketika menyantapnya, kita harus ingat bahwa suatu saat kita akan seperti ubi yaitu dikubur di dalam tanah.

Dari semua bahan, santan menjadi bahan utama sebagai kuah dari berbagai isian dalam kolak. Santan atau “santen” dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari kata “pangapunten” yang memiliki arti permohonan maaf, sehingga ketika kita mengonsumsi kolak kita juga ikut mengingat kesalahan yang pernah kita lakukan.

Kolak yang Lebih Nikmat dengan Santan Berkualitas

Kunci utama dalam membuat kolak yang lezat terletak pada santannya. Santan yang gurih akan memperkaya rasa serta memberikan tekstur yang lembut pada kuah kolak. Untuk hasil terbaik, gunakan santan MamaKoKo, yang terbuat dari kelapa pilihan dan diproses dengan teknologi modern untuk menjaga kualitasnya.

Jadikan momen berbuka lebih istimewa dengan seporsi kolak yang kaya makna, dibuat dengan santan terbaik dari MamaKoKo. Selamat menjalani ibadah puasa dan menikmati kehangatan berbuka bersama keluarga!

Back to list

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *