Artikel

Berkenalan dengan Suratman dan Manajek, Petani Kelapa di Kabupaten Meranti

Natural Indococonut Organik (NICO) percaya bahwa kelapa adalah salah satu hasil alam yang unik dengan segudang manfaat. Dengan visinya menjadi produsen produk kelapa alami yang sehat, serta ikut mempromosikan perkebunan kelapa alami, PT NICO turut berkontribusi dalam perputaran roda ekonomi masyarakat. Menggunakan kelapa pilihan terbaik di Indonesia, PT NICO hadir membuka peluang pasar bagi petani kelapa di Indonesia. Simak cerita inspiratif dari Suratman dan Manajek, petani kelapa di kabupaten Meranti, Sumatera.

Melansir laman resmi Pemerintah Kabupaten Meranti, terbentuknya kabupaten Meranti bermula dari pemekaran kabupaten Bengkalis pada tahun 2009. Daerah yang terletak pada bagian paling luar Provinsi Riau ini terkenal dengan potensi sumber daya alam, baik dalam sektor migas maupun non migas. Di sektor non migas, kabupaten Meranti memiliki potensi beberapa jenis perkebunan, salah satunya kelapa.

Potensi kelapa yang semakin hari semakin meningkat penjualannya di sekitar Riau ini dilihat oleh Suratman, seorang petani kelapa yang telah memiliki perkebunan kelapanya sendiri selama 5 tahun terakhir. Sebelumnya, Suratman memiliki pengalaman sebagai buruh kelapa di kebun. Suratman menggarap kebunnya sendiri yang berluaskan 2 Ha dengan menanam pisang sebagai selingannya. Dalam merawat kebunnya, Suratman ikut dibantu oleh istrinya. Suratman merawat kebun miliknya mulai dari membersihkan rumput liar, penyiangan serta menjaga agar area kebunnya tetap bersih.

Kebun milik Suratman ini tidak menggunakan pupuk atau bahan kimia lainnya selama proses merawatnya. Kelapa dari perkebunan Suratman ini akan panen setiap 66 hari sekali atau sekitar 2 setengah bulan sekali. Ketika musim panen datang, Suratman akan memperkerjakan buruh kebun untuk memanen dengan sistem bagi hasil 1/3 dari penjualan yang dihasilkan.

Sama seperti Suratman, Manajek merupakan salah satu petani yang berada di Desa Tanah Merah, Kabupaten Meranti, yang memiliki kebun dengan luas berkisar 5 Ha yang digarap sendiri mulai dari penanaman, perawatan hingga panen dengan tanaman kelapa berkisar 650 batang kelapa pada lahannya.

Tanaman kelapa Manajek saat ini telah memasuki usia 10-15 tahun. Melalui lahan kelapa yang dimilikinya, kelapa dapat dipanen setiap 3 bulan sekali dalam satu musim. Saat musim panen tiba, Manajek akan memperkejakan orang sekitar untuk membantunya memanen kelapa. Dengan bantuan tenaga kerja sebanyak 10 orang, kelapa yang dipanen setiap harinya saat musim panen bisa mencapai kisaran 5.000 – 8.000 butir. Melalui hasil tersebut, para petani dapat membagi keuntungan 50% untuk setiap penjualan yang didapat untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga masing-masing. Selain bekerja di kebun, pria berusia 55 tahun ini juga biasa bekerja sebagai buruh petani tambahan di kebun lain yang membutuhkan tenaganya.

Suratman dan Manajek berhasil membuktikan bahwa kesuksesan bisa dicapai dengan menjadi petani kelapa, bahkan memiliki tabungan untuk hari tua mereka nanti. Melalui cerita Suratman dan Manajek, PT NICO akan terus mendukung para petani kelapa di Indonesia untuk pengembangan produk berbahan dasar kelapa yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

 

Back to list

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *